Google menjalin kerjasama dengan AMD untuk membangun GPU kustom Stadia. Bagi kamu yang belum mengetahui, Stadia adalah layanan cloud gaming yang dikembangkan oleh Google untuk bermain game secara streaming. Uniknya, pemain tidak membutuhkan konsol game seperti Sony, Microsoft, dan Nintendo.
Karena berbasis cloud gaming, Stadia tidak perlu dipasang diperangkat seperti game-game yang memiliki file untuk di instal.
Dalam acara Game Developer Conference 2019 di San Fransisco yang digelar pada 19 Maret 2019, Lisa Su, CEO Stadia mengungkapkan jika mereka telah memilih untuk bermitra dengan AMD. Kerjasama jangka panjang untuk merancang solusi GPU kustom berkinerja tinggi untuk mendukung platform Vulkan dan Linux berbasis cloud gaming.
Mereka percaya dan tidak meragukan kemampuan AMD. Salah satu yang mendapat apresiasi dari para pemain adalah kinerja AMD GPU pada game Assassin’s Creed Odyssey, yang juga merupakan bagian dari Project Stream Google berbasis cloud gaming.
AMD telah memberikan kinerja di balik pengalaman gaming PC dan konsol game papan atas, demikian tulis Google melalui laman blog Stadia. Keahlian gaming yang mendalam itu berpadu sempurna dengan teknologi GPU pusat yang unik untuk memungkinkan masa depan cloud gaming Google Stadia. GPU pusat data AMD menghadirkan pemrosesan kinerja tinggi yang diperlukan untuk meminimalkan latensi dan memaksimalkan pengalaman game.
Banyak game terbesar saat ini sudah dioptimalkan untuk GPU AMD dan pengembang berharap banyak dari keputusan itu akan terbawa ketika berjalan pada AMD datacenter GPU yang mendukung cloud-gaming.
AMD juga menyediakan alat dan perangkat tambahan yang dibutuhkan pengembang untuk menyempurnakan pengalaman game. Ini termasuk: Driver AMD Linux mencakup komponen penelusuran aplikasi yang bersama dengan AMD Radeon GPU Profiler (RGP), menyediakan akses ke informasi terperinci dan tingkat rendah tentang bagaimana beban kerja dijalankan pada GPU AMD. Mengidentifikasi masalah waktu yang mungkin menyarankan potensi optimasi, kemampuan ini dapat secara dramatis meningkatkan kemampuan pengembang untuk membuat aplikasi yang memberikan kinerja terbaik pada GPU AMD.
RGP juga memungkinkan pengembang game untuk memvisualisasikan secara tepat bagaimana aplikasi mereka memanfaatkan GPU AMD, termasuk bagaimana grafik dan kelompok thread thread menempati GPU, memungkinkan mereka untuk melacak dan mengoptimalkan game mereka untuk platform Stadia.
Google Stadia mungkin akan menjelma sebagai kiblat permainan berbasis cloud gaming. Jika proyek ini berhasil menarik pengembang game diseluruh dunia, para pemain yang menggunakan konsol game bisa saja beralih menggunakan layanan Stadia. Mengapa?
Selain tidak memerlukan konsol, pemain juga bisa memanfaat kontroler yang sudah mereka punya saat ini. Seperti misalnya kontroler PS4, Nintento Switch atau Xbox One. Meskipun kedepan Google berencana akan membuat kontroler tersendiri.
Penggunaan Google Stadia juga sangat mudah. Pemain cukup mengakses browser Chrome, Chromecast, Chromebook atau Google Pixel. Kedepan Google akan mendukung berbagai browser untuk multi platform termasuk di perangkat mobile. Canggih bukan? Via: Stadia Blog.
Silahkan berkomentar dan berdiskusi. Bebas, namun tetap beretika serta bertanggung jawab!. Diskusi hendaknya masih berkaitan dengan artikel mengenai "Google dan AMD Kembangkan GPU Kustom Stadia Berbasis Cloud Gaming".